SELERA makan masyarakat Eropa memang berbeda dengan
Indonesia. Lantas, menu seperti apa yang bisa menarik turis Eropa
menurut Chef Degan ketika event Indonesian Weekend London?
Indonesian Weekend untuk pertama kali diselenggarakan di London pada
28-29 Mei 2016. Acara ini akan dihelat di Potters Field Park, taman
yang indah dengan ikon terkenal London, Tower Bridge di tepi Sungai
Thames.
[Baca juga: Indonesian Weekend 2016, Surganya Tanah Air di London]
Banyak kekayaan Nusantara yang nantinya dihadirkan selama event
berlangsung, termasuk kuliner. Chef Degan akan mempresentasikan sederet
makanan pilihan untuk disajikan kepada para turis yang hadir.
“Berdasarkan pengalaman saya, memperkenalkan kuliner Indonesia di
Eropa, masakan yang cocok dan banyak disukai seperti sup berkuah (soto
ayam), karena cuaca yang dingin. Atau hidangan yang tidak banyak melalui
proses digoreng, tapi misalnya menggunakan teknik grilling seperti
sate,” tutur
Selain itu, sambung Chef Degan, hidangan yang diminati mengandung bahan eksotis seperti rempah-rempah karena segar dan nikmat.
“Khususnya negara Inggris, secara historis pun mereka adalah
masyarakat yang rela berlayar jauh ke Timur untuk mencari rempah yang
diketahui memiliki sejumlah manfaat dan nilai ekonomis, hingga mereka
bahkan rela ketika harus bertaruh nyawa untuk mendapatkannya,” jelasnya.
Tapi lebih dari itu, Chef Degan mengatakan, hal yang menarik bagi
turis mancanegara adalah budaya makan kita di Indonesia yang berbeda
dengan kultur yang mereka kenal.
[Baca juga: Chef Degan Bicara soal Popularitas Kuliner Indonesia]
Misalnya di Indonesia, kita lebih mengenal budaya family style dining atau
makan tengah di mana semua hidangan disajikan di tengah meja dan setiap
anggota keluarga mengambil dan berbagi/sharing lauk pauk tersebut. Di
Barat, setiap orang sudah mempunyai makanan di piring masing-masing dan
tidak berbagi.
Dengan saling memberikan piring untuk mengambil dan berbagi lauk pauk
secara bergiliran, sebenarnya menciptakan kedekatan dan suasana akrab
dalam budaya makan kita. Plus, budaya makan nasi rames atau nasi campur,
di mana nasi sebagai makanan inti disajikan bersama beberapa jenis lauk
sekaligus dalam satu piring, juga mereka di Barat.
[Baca juga: Begini Strategi Mencuri Perhatian Turis London]
“Awalnya mereka heran, ‘How can you mix everything on one plate?’
Itu pertanyaan yang biasanya dilontarkan. Tapi setelah mencoba, baru
mereka menyadari bahwa dalam budaya nasi campur kita, setiap lauk yang
dipilih umumnya merupakan sajian yang saling melengkapi, baik dari cita
rasanya, jenis bahannya, bumbunya, dan lain-lain,” tutupnya.
Acara Indonesian Weekend 2016 ini sendiri melibatkan banyak pihak,
seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Pemda Jawa Tengah, Elhijab, para desainer ternama, musisi
Dwiki Dharmawan, dan Silat Nusantara antara lain Yayan Ruhian dan Cecep
Arif Rahman.
[Baca juga: Ini Keunggulan Indonesian Weekend London]
(Foto: Shutterstock)
Selama acara berlangsung, area Potters Field seluas 6.000 meter persegi akan diisi dengan panggung utama bertuliskan ‘Wonderful Indonesia’.
Untuk mengetahui update berita soal Indonesian Weekend 2016, baca terus beritanya
0 komentar:
Post a Comment